Jumat, 28 Agustus 2015

MAKALAH TENTANG KEARIFAN LOKAL DI SELAWESI SELATAN



KATA PENGANTAR

          Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT.  atas limpahan rahmat-Nya kepada semua hamba-Nya. Rasa syukur dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah akal budi kita untuk memanfaatkan karunia-Nya.
        Adapun salah satu perwujudan rasa syukur saya yaitu berusaha menggapai cita-cita saya. Salah satu usaha saya adalah dengan membuat makalah yang sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh Ibu Guru.
       Segala usaha telah saya lakukan untuk membuat makalh ini. Namun, dalam usaha saya yang maksimal itu saya menyadari tentu masih terdapat kelebihan dan kekurangan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi menyempurnakan makalah ini.


                                                                                         Hulo , 10 Mei 2015

                                                                                                 Penulis










DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................................iii

BAB 1          PENDAHULUAN................................................................................................1
A.    Latar Belakang...............................................................................................1
B.    Rumusan Masalah........................................................................................2
C.     Tujuan................................................................................................................2

BAB 2          PEMBAHASAN
A.    Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan SDA di Sulawesi Selatan...3

BAB 3          PENUTUP..............................................................................................................9
A.    Kesimpulan........................................................................................................9
B.    Saran....................................................................................................................9

Daftar Pustaka.........................................................................................................................10



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Kearifan lokal adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berintraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Kearifan lokal berasaladari nenek moyang yang menyatu dalam kehidupan manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal tercermin dalam religi, budaya, dan adat istiadat. Masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya dengan mengembangkan suatu kearifan dalam wujud pengetahuanatau ide, nilai budaya, serta peralatan, yang dipadukan dengan nilai dan norma adat dalam aktivitas mengelolah lingkungan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
 Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal masyarakat. Suku-suku di Indonesia yang jumlahnya ribuan memiliki kearifan lokal yang menjadi ciri khas masing-masing. Hal ini karena kondisi geografis antarwilayah yang berbeda sehingga penyesuaian kearifan lokal terhadap alam juga berbeda. Namun, pada dasarnya kearifan lokal di setiap wilayah sama, yaitu sebagai aturan, pengendali, rambu-rambu, dan pedoman masyarakat dalam memperlakukan alam sekitar.
Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Salah satunya yaitu kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam khususnya di Sulawesi Selatan.





B.    Rumusan Masalah
Apa saja kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Sulawesi Selatan?

C.     Tujuan
Untuk mengetahui kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Sulawesi Selatan.





















BAB 2
PEMBAHASAN
Adapun beberapa kearifan lokal dalam pemanfaatan SDA di Sulawesi Selatan yaitu;
1.     Kearifan  Lokal Nelayan Torani dalam Perikanandi Kabupaten Takalar
Kearifan  lokal masih  berlaku  dan  dipatuhi  masyarakat  setempat  dengan  adanya  Dewan  Marga, adanya sistem pengelolaan sungai dan masih dipakainya pola pertanian yang khas seperti huma.Hasil survey lokasi pengelolaan sumberdaya laut di Kabupaten Indragiri Hilir  Riau  tepatnya  di  Desa  Panglima  Raja  mengindikasikan  adanya  kearifan  lokal
dalam  pengelolaan  wilayah  laut  seperti  adanya  pantang  larang  yang  dianut masyarakat diantaranya adalah dilarang menancapkankain hitam di laut, dilarang menggunakan  alat  tangkap  Songko  bermesin  dan  dilarang  berhubungan  badan  di laut.
2.     Koko dan Tattakeng
To Bentong – Sulawesi Selatan
Sebelum mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan(Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diplah secara berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang sedang diberakan.
3.     Moposad dan Moduduran
Bolaang Mongondow- Sulawesi Selatan
Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong menolong yang penting untuk menjaga keserasian lingkungan.


4.     Maccera Tasi
Luwu – Sulawesi Selatan
Maccera Tasi terbuktiefektif dalam mengunggah emosi keagamaan warga masyarakat. Pada saat pelaksanaan upacara, mereka diingatkan atas tanggung jawabnya untuk menghormati laut, menjaga kebersihannya, tidak merusak , dan tidak menguras potensi ikan laut secara berlebihan.
5.     Pasang Ri Kajang
Ammatoa,Kajang – Sulawesi Selatan
Masyarakat adat Ammatoa bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang,Kabupaten Bulukumba, yang berjarak kurang lebih 540 km ke arah tenggara dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pasang Ri Kajang merupakan pandangan hidup komunitas Ammatoa yang mengandung etika dan norma, baik berkaitan perilaku sosial maupun perilaku terhadap lingkungan dan alam sekitarnya serta hubungan manusia dan pencipta-Nya. Ammatoa bertugas untukmelestarikan Pasang Ri Kajang dan menjaganya agar komunitas Ammatoa tetap tunduk dan patuh kepada Pasang. Pasang merupakan pandangan yang bersifat mengatur, tidak dirubah, ditambah maupun dikurangi.
6.     Kearifan Lokal di Seko
Luwu Utara – Sulawesi Selatan
Kearifan masyarakat adat Seko  adalah menjaga hutan. Masyarakat tidak akan melakukan penebangan pohon di hutan secara serampangan dan berlebihan, mereka sangat memahami dampak hal tersebut jika dilakukan. Selain itu adapula kearifan lokal lainnya seperti bercocok tanam, pembuatan rumah, dan penenganan hama yang menyerang tanaman.

7.     Massellu Tana
Suku Bugis – Sulawesi Selatan
Suatu cara menghormati tempat tinggal dengan memberi makanan berupa kukus hitam dan putih di tiang tengah rumah. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan saja pada wilayah(tanah) tempat tinggal tetapi bukan  sebagai wujud penyembahan.
8.     Ma Suru Baca
Suku Bugis – Sulawesi Selatan
Ma Suru Baca dilakukan pada waktu tertentu seperti selesai panen, penyambutan bulan ramadhan, serta penyambutan hari raya. Jika dilakukan pada waktu selesai panen, hal ini bermaksud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas rezeki yang telah diberikan kepada hamba-Nya.








BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah pentingnya kearifan lokal dalam pemanfaatan SDA khususnya di Sulawesi Selatan. Kearifan lokal dapat berupa nilai, norma, kepercayaan dan aturan-aturan khusus yang berfungsi untuk pelestarian, pengembangan, dan konservasi SDA. Di Sulawesi Selatan memiliki beragam kearifan lokal sesuan dengan tradisi, suku,dan lain-lain.

B.    Saran
Demikianlah hasil kerja kami dalam membuat makalah tentang Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Sulawesi Selatan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf bila adanya kesalahan,kami harap tuntunan dari pembaca agar dapat meyempurnakan hasil kerja kami selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA


2 komentar: